ALKALOID
1) Asal Usul Alkaloid
Alkaloid di bagi menjadi beberapa kelompok menurut
atom Nitrogennya. Yaitu; Alkaloid sebenarnya, protoalkaloid dan pseudoalkaloid.
Dan berdasarkan intinya penyusunnya (basa organiknya) diklasifikasikan menjadi
12 kelompok yaitu; Benzena, Piridina, Piperidina, Kuinolina, Isokuinolina,
Fenantren, Pirolidina Siklo pentano perhidro fenantren, Imidazol, Indol, Purin
dan Tropan. Bervariasinya skema untuk klasifikasi alkaloid didasarkan pada
konstitusinya, telah disarankan dalam hal ini tata nama untuk alkaloid. Karena
luasnya variasi kelompok alkaloid, akan tetapi tidak satu pun yang sangat
memuaskan. Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah opium,
getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan
selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesic maupun narkotik telah
diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium
dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih
lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin. Dalam tahun 1817-1820
di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris,
melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Daintara
alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Strikhnin, Emetin,
Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin. Pada tahun 1826,
Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki
sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab
atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun, tetapi karena
struktur molekulnya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang
ditentukan sifatsifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama
tahun 1884 telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona.
Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur molekul selama
abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh. Sebagai contoh
adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan Caventon pada
tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan
pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama
hampir 140 tahun. Perlu dicatat bahwa selama kimia organik berkembang pesat
selama periode tersebut, menjadi ilmu pengetahuan yang rumit pada saat ini,
usaha pengembangan dalam kimia bahan alam tumbuh sejalan, Banyak reaksi yang
sekarang merupakan reaksi klasik dalam kimia organik adalah hasil penemuan
pertama dari studi yang cermat degradasi senyawa bahan alam. Pada dasarnya metabolit sekunder yang terdapat
pada bahan alam merupakan hasil metabolit primer yang mengalami reaksi yang
spesifik sehingga menghasilkan senyawa-senyawa tertentu. Berikut ini adalah
bagan yang menunjukkan hunbungan antara metabolit primer dengan metabolit
sekunder
2) Struktur Alkaloid
Alkaloid adalah
sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan
terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang
berasal dari hewan).
Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan
antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang
sama, senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid
termasuk digolongan ini. Alkaloid adalah senyawa organik yang
terdapat di alam bersifat basa atau
alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam
molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau
aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek
farmakologis pada manusia dan hewan.
Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk
golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen)nya
terdapat di dalam rantai lurus atau alifatis.
3) Isolasi Alkaloid
Umumnya isolasi bahan
bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :
1. Dengan menarik
menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu
alkaloida disekat pada
pH tertentu dengan pelarut organik.
Prinsip pengerjaan
dengan azas Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal sebagai
bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang
bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat dari pada basa alkaloida
tadi. Alkaloida yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut -
pelarut organik misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena
dengan air maka yang masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat
pengotor yang larut dalam air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat
penyamak dan sebagainya. Yang masuk kedalam kloroform disamping alkaloida juga
lemaklemak, harsa dan minyak atsiri. Maka setelai alkaloida diekstraksi dengan
kloroform maka harus dimurnikan lagi dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi
dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan sisa alkaloid baik dalam bentuk
hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida yang diperoleh dalam
bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi lebih lanjut.
Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya.
Hal-hal yang harus
diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :
a. Basa yang
ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan dari
ikatan garamnya,
berdasarkan reaksi pendesakan.
b. Basa yang
dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang
stabil. Pada pH tinggi
ada kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas, terlebih bila
alkaloida tersebut dalam bentuk ester, misalnya : Alkaloid Secale, Hyoscyamin
dan Atropin.
c. Setelah bebas,
alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung
kelarutannya dalam
pelarut organik tersebut.
Alkaloid biasanya
diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan
yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan
dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan pelarut
organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung dan
pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa alkaloid
menguap seperti nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan
yang diabasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid
dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksi dengan pelarut organik , sehingga
senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara lain
yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan penjerapan
menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar XAD- 2
lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian endapan
dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul pada
beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak
dapat dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya
barangkali polisakarida atau glikoprotein yang dapat melepaskan alkaloid jika
diperlakukan dengan asam.
2. Pemurnian
alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion.
3. Menyekat
melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.
Cara kedua dan ketiga
merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan campuran alkaloid.
Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang terdapat dalam
bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan gabungan
kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas.
PERMASALAHAN
:
1) Mengapa pada prinsip pengerjaan dengan azas
Keller, Alkaloida yang bebas diekstraksi dengan menggunakan pelarut - pelarut organik
?
2) Dan mengapa basa yang ditambahkan harus lebih
kuat dari pada alkaloida yang akan dibebaskan dari ikatan garamnya dalam azas
Keller?
3) Apa yang menyebabkan alkaloid bersifat basa?
4) Bagaimana proses pemurnian alkaloid yang dilakukan
dengan cara pertukaran ion ?
5) Bagaimana cara
memperoleh alkaloid dari larutan asam ?
No 3
ReplyDeleteAlkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen.
Trims :)
Pertanyaan 2.
ReplyDeleteKarena untuk membebaskan sesuatu senyawa yang bersifat basa tentunya harus memilih bahan pembebasan yang kebasaan yang tinggi dari senyawa yg ingin dibebaskan
baiklah saya akan menjawab permasalahan nomor 4:
ReplyDeleteKromatografi Pertukaran ion adalah proses pemurnian senyawa spesifik di dalam larutan campuran atau proses substitusi satu jenis senyawa ionik dengan yang lain terjadi pada permukaan fase stasioner. Fase stasioner tersebut merupakan suatu matriks yang kuat (rigid), yang permukaannya mempunyai muatan, dapat berupa muatan positif maupun negatif. Mekanisme pemisahan berdasarkan pada daya tarik elektrostatik. Bila matriks padat tersebut mempunyai gugus fungsional yang bermuatan negatif seperti gugus sulfonat (-SO3-), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar kation. Sebaliknya, bila bermuatan positif, misalnya mempunyai gugus amin kuaterner (-N(CH)3+), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar anion. Kromatografi ini sangat bermanfaat untuk memisahkan molekul – molekul bermuatan terutama ion – ion baik anion maupun kation. contoh : Hydrilla verticillata memiliki gugus fungsi yang mempunyai elektron bebas. Apabila gugus fungsi ini dikontakkan dengan larutan yang mengandung logam berat, ikatan dengan logam berat akan terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas serapan biomassa Hydrilla verticillata pada kondisi optimum dan ki-netika reaksinya dengan menggunakan metode pengukuran spektrofotometer serapan atom (SSA). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kondisi optimum penyerapan kation Zn2+ oleh biomassa Hydrilla verticillata adalah pada pH 5, dengan waktu kontak 120 menit dan kapasitas serapan maksimum 125 ppm. Orde reaksi penyerapan kation Zn2+ oleh biomassa Hydrilla verticillata adalah 1.
jadi
Nama saya dolla mulyana harnas dengan nim a1c116080 akan Cara
ReplyDeletelain yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan
penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar
XAD- 2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian
endapan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul
pada beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat
dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa.
Baiklah Saya akan mencoba menjawab permasalahan ke tiga yaitu apa yang menyebabkan alkaloid bersifat basa. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa karena alkohol mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuan dan hewan. Senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar secara terbatas pada tumbuhan. Alkaloid kebanyakan ditemukan pada Angiospermae dan jarang pada Gymnospermae dan Cryptogamae. Senyawa ini cukup banyak jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu sama lain, meskipun berada dalam satu kelompok.
ReplyDelete