“ Terpenoid ”
Pada pembahasan kali
ini, kita akan membahas tentang Terpenoid. Nah apa itu terpenoid? Dari mana ia
berasal dan bagaimana struktur nya? Untuk lebih jelasnya, mari kita sama-sama membaca
dan mencermati artikel ini.
1.
Asal Usul
Tumbuhan
tropis diyakini memiliki kemampuan merekayasa beranekaragam senyawa kimia yang
mempunyai berbagai bioaktivitas tertentu. Kemampuan tersebut salah satunya
akibat mekanisme pertahanan diri terhadap ancaman lingkungan, baik faktor iklim
maupun gangguan herbivora, serangga dan hama penyakit. Untuk itu, tumbuhan
tropis dapat menghasilkan senyawa-senyawa kimia alami yang bersifat pestisida,
insektida, antifungi dan sitotoksik. Tumbuhan berkhasiat secara tradisional
telah banyak digunakan oleh masyarakat ketika penyembuhan secara medis susah
dijangkau secara ekonomi ataupun pengobatan secara medis tidak lagi memberikan
harapan penyembuhan. Untuk itu, pemanfaatan tumbuhan berkhasiat dalam
penyembuhan penyakit sangat potensial dan perlu dikaji secara ilmiah melalui
penelitian (Imran, dkk., 2012).
Senyawa kimia
dari beberapa jenis tanaman
telah banyak diteliti dan
sering kali dapat
memberikan efek fisiologi dan
farmakologi senhingga senyawa ini
dikenal dengan senyawa bioaktif. Di
antara senyawa bioaktif tersebut adalah golongan alkaloid,
terpenoid, steroid, flavonoid
dan safonin (Kusuma, 1988, hal.
11).
Terpenoid merupakan senyawa kimia yang
terdiri dari beberapa
unit isopren. Kebanyakan
terpenoid mempunyaistruktur siklik dan mempunyai satu gugus
fungsi atau lebih.
Terpenoid umumnya larut dalam
lemak dan terdapat dalam sitoplasma
sel tumbuhan.Senyawa
terpenoid terdiri atas
beberapa kelompok. Senyawa terpenoid
ini adalah salah
satu senyawa kimia bahan
alam yang banyak digunakan sebagai
obat. Sudah banyak peran terpenoid
dari tumbuh-tumbuhan yang
diketahui seperti menghambat pertumbuhan
tumbuhan pesaingnya dan sebagai
insektisida terhadap hewan
tinggi.Untuk mengetahui lebih
jelas tentang senyawa terpenoid
makadibahas tentang tinjauan
umum terpenoid, klasifikasi
dan fungsi terpenoid, biosintesa terpenoid, identifikasi terpenoid,
isolasi terpenoid dari bahan
alam serta cara
pemisahan dan pemurnian terpenoid.
2. Struktur Molekul
Terpenoid adalah
senyawa yang hanya mengandung
karbon dan hidrogen, atau karbon,
hidrogen dan oksigen
yang bersifat aromatis, sebagian
terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan
lima. Penyelidikan kimia selanjutnya menunjukan pula bahwa sebagian
terpenoid mempunyai kerangka karbon yang di bangun oleh dua atom
atau lebih unit C5
yang disebut isopren,
unit unit isopren biasanya
saling berkaitan dengan teratur,
dimana “kepala” dari unit satu
berkaitan dengan “ekor”
unit yang lain, kepala
adalah merupakan ujung terdekat kecabang metil dan ekor
merupakan ujung yang
lain seperti yang ditunjukan pada gambar berikut: kepalaCH3
ekorC H2 = C –CH = CH2 Susunan kepala-ke-ekor
ini disebut kaidah isopren.
Kaidah ini merupakan
ciri khas dari sebagian
terpenoid sehingga dapat
dijadikan dasar penetapan terpenoid, sehingga
dapat digunakan sebagai
dasar penetapan struktur terpenoid
(Achmad, 1986, hal.4)Terpenoid
umumnya larut dalam lemak dan terdapat
dalam sitoplasma sel tumbuhan. Kebanyakan
terpenoid alam mempunyai
struktur siklik dan mempunyai satu
gugus pungsi atau
lebih (Harborne, 1987, hal. 124).
Salah satu senyawa terpenoid
adalah taksodon dan vernomenin yang merupakan jenis
terpenoid yang mempunyai
efek fisiologis terhadap manusia
yaitu dapat menahan pembelahan sel sehingga dapat
menghalangi pertumbuhan tumor.
1.Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan
senyawa terpenoid yang
paling sederhana, terbentuk dari
dua unit isopren
dan merupakan dua komponen
minyak atsiri yang berupa
cairan tak berwarna,
tidak larut dalam air,
mudah menguap dan berbau
harum (Robinson, hal.
140). Monoterpenoid dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu
asiklik, monosiklikdan
bisiklik. Contoh asiklik
adalahgeraniol, linalool, yang termasuk monosiklik seperti α terpinol,
limonena, yang termasuk bisiklik seperti α pinena, dan
kamfor.
2.Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid
merupakan senyawa yang mengandung
atom C15, biasanya di anggap
berasal dari tiga satuan isopren.
Sama seperti monoterpenoid, seskuiterpenoid terdapat
sebagai komponen minyak astiri,
berperan penting dalam memberi
aroma pada buah
dan bunga. Seskuiterpenoid asiklik
terpenting adalah farnesol. Beberapa seskuiterpenoid lakton
berdaya racun dan merupakan kandungan
tumbuhan obat yang sudah banyak
digunakan. Sekuiterpenoid ini juga
berfungsi sebagai penolak serangga,
insektisida, membantu pertumbuhan
tumbuhan dan dapat berkerja sebagai
fungisida (robinson, 1995,
hal. 147). Contoh
senyawa seskuiterpenoid adalah
farnesol, γ-bisabolena, dan
santonin.
3.Diterpenoid
Diterpenoid merupakan
senyawa yang mengandung atom
C20 yang berasal dari empat
satuan isopren. Karena
titik didihnya tinggi, biasanya diterpenoid tidak ditemukan dalam
minyak atsiri tumbuhan, kebanyakan
penyebarannya sangat terbatas.
Barang kali satu-satunya
diterpen yang tersebar luas
adalah senyawa induk asiklik yaitu fitol yang terdapat dalam
bentuk ester dalam molekul klorofil. Banyak
diterfen siklik dapat
dianggap berasal dari fitol
dengan pembentukan cincin
(Harborne, 1987, hal. 142) fitol Senyawa
terpenoid banyak yang berfungsi sebagai fungisida, racun
terhadap serangga, ada
juga senyawa diterpenoid yang
berkerja sebagai obat anti tumor karena
efek sitotoksiknya dan
ada yang mempunyai aktifitas antivirus (Robinson, 1995, hal.153).
4.Triterterpenoid
Triterpenoid adalah
senyawa yang kerangka karbonnya
berasal darienam satuan isopren
dan secara biosintesis diturunkan dari
hidrokarbon C30 asiklik yang
disebut skualen.
Triterpenoid berupa senyawa tak
berwarna, bernetuk kristal, biasanya bertitik
leleh tinggi (harborne, 1987, hal.147) Senyawa
triterpenoid dapat dikelompokan menjadi triterpenoid trisiklik, tetrasiklik dan
pentasiklik. Triterpenoid
tetrasiklik menarik perhatian karena berkaitan dengan biosintesa
steroid, contohnya adalah lanosterol.
Triterpenoid pentasikli kmerupakan
triterpenoid yang paling penting
dan tersebar luas, contohnya α-amirin dan β-amirin senyawa triterpenoid umumnya
ditemukan pada tumbuhan
berbiji dan hewan (Robinson,
1995, hal. 153) Beberapa
triterpenoid menunjukan
aktivitasfisiologi dan senyawa
ini merupakan komponenaktif dalam tumbuhan obat yang telah digunakan
untuk penyakit termasuk diabetes,
gangguan menstruasi, patukan ular,
gangguan kulit, kerusakan hati,
dan malaria (Robinson, 1995, hal 154).
5. Tetra terpenoid
Tetraterpenoid
merupakan kelompok terpenoid yang
disusun oleh delapan unit
isopren (C40). Tetraterpenoid yang
paling dikenal adalah
karotenoidcontohnya adalah β-karoten.
Karotenoid merupakan
golongan figmen yang
larut dalam lemak berwarna
kuning sampai merah, terdapat
pada semua tumbuhan dan dalam berbagai jaringan. Senyawa tetraterpenoid dapat
berupa senyawa asiklik,
monosiklik atau bisiklik (Robinson, 1995, hal 163).
3. Biosintesa terpenoid
Pada tahun 1959,
J.W Cornforth menemukan dua
bentuk isopren yang aktif yaitu isopentenil
pirofosfat (IPP)dan
dimetilalil pirofosfat (DMAPP).
Kedua isopren ini harus
ada untuk keperluan sintesa terpenoid oleh organisme.
Penyelidikan selanjutnya menunjukan bahwa
IPP dan DMAPP berasal dari asammevalonat. Kemudian
diketahui pula bahwa satu-satunya
sumber karbonbagi asam mevalonat,
IPP dan DMAPP
adalah asam asetat (Achmad, 1986,hal. 6) .
4. Identifikasi terpenoid
Untuk mengetahui adanya
senyawa terpenoid dalam suatu
sampel dapat digunakan pereaksi
lieberman-burchard (anhidrida
asam asetat dan
H2SO4 pekat) senyawa terpenoid
akan menunjukan warna merah
sampai ungu jika direaksikan dengan pereaksi liebermann-burchard (Aliunir,
2000, Hal 25)
5. Isolasi terpenoid dari bahan alam
Untuk penarikan
komponen-komponen kimia dari
suatu bahan alam dapat dilakukan ekstraksi dengan
menggunakan pelarut yang cocok sehingga komponen kimia
yang diinginkan akan
tertarik oleh pelarut,
ada beberapa metode ekstraksi yang
umum yang digunakan antara lain:
maserasi, perkolasi, sokletasi. Pemilihan metoda ini didasarkan
pada sifat kondisi dankelarutan senyawa
(Manjang, 1985, hal 3)
6. Pemisahan dan pemurnian
Untuk pemisahan
komponen kimia yang terdapat dalam
ekstrak hasil ekstraksi, dapat
dilakukan dengan tehnik kromatografi, baik
kromatografi kertas,
kromatografi lapis tipis,
kromatografi kolomatau kromatografi gas,
tehknik mana yang akan
kita pakai tergantung kepada sifat-sifat
dari senyawa yang
akan di pisahkan ( rusdi, 1988,hal 10).
PERMASALAHAN
:
1) Apakah yang dimaksud
dengan isopren?
2) Bagaimana cara
mengidentifikasi senyawa terpenoid?
3) Apa yang dimaksud
dengan senyawa seskuiterpenoid? Jelaskan fungsi dari senyawa seskuiterpenoid
itu!
4) Bagaimana cara pemisahan dan pemurnian senyawa terpenoid?
5) Bagaimana cara pemilihan metode ekstraksi yang akan digunakan untuk isolasi terpenoid?
4) Bagaimana cara pemisahan dan pemurnian senyawa terpenoid?
5) Bagaimana cara pemilihan metode ekstraksi yang akan digunakan untuk isolasi terpenoid?
Baiklah zelvy saya akan menjawab permasalahan anda no 1 .
ReplyDeleteIsoprena adalah nama umum (nama trivial) dari 2-metilbuta-1,3-diena. Senyawa ini biasa digunakan dalam industri, penyusun berbagai senyawa biologi penting, serta dapat berbahaya bagi lingkungan dan beracun bagi manusia bila terpapar secara berlebihan.
Dalam suhu ruang isoprena berwujud cairan bening yang sangat mudah terbakar dan terpantik. Bila tercampur dengan udara sangat mudah meledak dan sangat reaktif bila dipanaskan. Pengangkutan isoprena memerlukan penanganan khusus.
Secara industri senyawa ini dihasilkan dari hasil sampingan peluruhan nafta atau minyak. Saat ini sekitar 95% produksi isoprena dunia digunakan untuk membuat karet sintetik cis-1,4-poliisoprena. Karet sendiri juga merupakan polimer isoprena — paling sering cis-1,4-poliisoprena - dengan bobot molekul 100.000 hingga 1.000.000. Biasanya ada campuran beberapa persen bahan lain, seperti protein, asam lemak, resin, dan bahan organik lainnya, pada karet alam berkualitas tinggi. Getah perca, suatu karet alam lain, merupakan trans-1,4-poliisoprena, isomer struktural yang memiliki karakteristik mirip namun tidak persis sama.
No 2
ReplyDeleteIdentifikasi terpenoid dapat dilakukan dengan Metode Lieberman-Burchard dan metode lainnya.
No 3.
ReplyDeleteSeskuiterpen terdiri dari tiga unit isopren dan mempunyai rumus molekul C15H24. Beberapa contoh dari seskuiterpen ialah Farnesen, Farnesol. (Awalan seskui- berarti satu dan setengah.)
baiklah saya akan menjawab permasalahan no 4:
ReplyDelete1. Identifikasi Kandungan Kimia
Sebelum melakukan isolasi terhadap suatu senyawa kimia yang diinginkan dalam suatu tumbuhan maka perlu dilakukan identifikasi pendahuluan kandungan senyawa metabolit sekunder yang ada pada masing-masing tumbuhan, sehingga dapat diketahui kandungan senyawa yang ada secara kualitatif dan mungkin juga secara kuantitatif golongan senyawa yang dikandung oleh tumbuhan tersebut. untuk tujuan tersebut maka diperlukan metoda persiapan sampel dan metoda identifikasi pendahuluan dari senyawa metabolit sekunder, yaitu untuk mengetahui adanya Senyawa Alkaloid dan Senyawa Terpenoid, steroid, fenolik, flavonoid dan saponin.
2. Ekstraksi dan fraksinasi
Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian tunbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar menggunakan sistem maserasi menggunakan pelarut organik polar seperti metanol. Beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang umum digunakan antara lain: Maserasi, Perkolasi, Sokletasi, Destilasi Uap, Pengempaan.
Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi dan maserasi.
Ø Sekletasi
Dilakukan dengan melakukan disokletasi pada serbuk kering yang akan diuji dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkanlalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diujifitokimia dan uji aktifitas bakteri.
Ø Teknik maserasi menggunakan pelarut methanol.
Ekstrak methanol dipekatkan lalu dihidriolisis dalam 100 mL HCl 4M. Hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n-heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksanadikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas bakteri.
Uji aktivitas bakteri dilakukan dengan pembiakan bakteri dengan menggunakan jarum ose yang dilakukan secara aseptis. Lalu dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 2mL Muller-Hinton broth kemudian diinkubasi bakteri homogen selama 24 jam pada suhu 35°C. suspensi baketri homogeny yang telah diinkubasi siap dioleskan pada permukaan media Muller-Hinton agar secara merata dengan menggunakan lidikapas yang steril. Kemudian tempelkan disk yang berisi sampel, standartetrasiklin serta pelarutnya yang digunakan sebagai kontrol. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. dilakukan pengukuran daya hambat zat terhadap baketri.
Uji fitokimia dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard. Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat.
nama saya dolla mulyana harnas dengan nim a1c116080 akan mencoba menjawab nomor 5 Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian tunbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar menggunakan sistem maserasi menggunakan pelarut organik polar seperti metanol. Beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang umum digunakan antara lain: Maserasi, Perkolasi, Sokletasi, Destilasi Uap, Pengempaan.
ReplyDeleteEkstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi dan maserasi.
Umumnya zat aktif yang terkandung dalam tumbuhan maupun hewan lebih mudah tarut dalam petarut organik. Proses terekstraksinya zat aktif dimulai ketika pelarut organik menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga set yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi ke luar sel, dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel