Fenil
Propanoid
Sebelumnya kita sudah pernah membahas tentang
senyawa alkaloid, steroid, flavonoid dan lainnya. Nah di postingan kali ini
kita akan membahas tentang senyawa Fenil Propanoid. Langsung saja untuk lebih
jelasnya, mari simak pembahasan berikut.
Perintis
senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan asam p-hidroksinamat, yang
juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam tumbuhan, senyawa ini dibuat
dari asam aromatis amino fenilalanin dan tirosin, secara bergantian, dan
tersintesis melalui jalur asam sikimat.
Seperti yang terlihat dari namanya, kebanyakan
senyawa yang terkandung dalam strurkturnya adalah cincin fenil yang terletak
dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenil propanoid di
alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin
aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik. Beberapa senyawa
dianggap sebagai penyingkatan fenil propanoid baik tanpa rantai samping seperti
katekol atau dengan cincin samping dengan satu atom karbon seperti asam gallat,
asam benzoat, sacicin, metal salisilat, dan vanillin, atau dua atom karbon
seperti 2-fenil etanol. Dalam beberapa kasus rantai sisi dari dua fenil
propanoid saling berinteraksi membentuk turunan bisfenil propanoid yang disebut
lignan atau neolignan. Dengan flavonoid satu cincin aromatis dan rantai smping
C3 nya mempunyai asal usul fenil propanoid dari p-kumarol KoA yang
diturunkan dari fenilalanin, dan cincin aromtis lain dalam molekul adalah
sebagai hasil dari kondensasi dengan tiga molekul malonil KoA melalui
biosintesis poliketida.
Fenil propanoid juga bertindak sebagai unit
pembangun dalam pembentukan polimer dengan berat molekul besar dalam tumbuhan.
Dua jenis utama fenil propanoid adalah lignin dan tannin. Lignin dipisahkan
dalam lapisan sekunder dinding sel dalam hubungan dengan matrik selulosa dimana
kelompok hidroksil fenolik lignin diikat hydrogen atau secara kovalen terhubung
dengan hemi selulosa. Lignin memberikan sumbangan pada penguatan dinding sel,
dan kemampuan untuk mensintesisnya diperkirakan mempunyai faktor penentu dalam
evolusi adaptasi tumbuhan pada habitat terestial karena hanya dengan dinding
sel yang terlignifikasi dapat dimungkinkan untuk membentuk cabang yang keras
pada tanaman berkayu dan pepohonan. Tanin tumbuhan adalah suatu macam kelompok
dari senyawa fenolik yang berhubungan secara primer dalam kemampuan mereka
untuk berhubungan secara kompleks dengan protein. Mereka biasanya dibagi ke
dalam dua kelompok, tannin terkondensasi, biasanya disebut sebagai
proantosianidin dan tannin yang dapat dihidrolisis.
1) Struktur Fenil Propanoid
Fenil
propanoid merupakan senyawa fenol alam yang mempunyai cincin aromatik dengan
rantai samping terdiri dari 3 atom karbon. Golongan fenil propanoid yang paling
tersebar luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang merupakan
bangunan dasar lignin. Senyawa fenil propanoid yang berasal dari turunan
sinamat berwujud kristal putih dan sedikit larut dalam air. Empat macam asam
hidroksi sinamat banyak terdapat dalam tumbuhan. Keempat senyawa tersebut yaitu
asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-kumarat. Senyawa fenil propanoid merupakan
salah satu kelompok senyawa fenol utama yang berasal dari jalur shikimat.
Senyawa-senyawa fenol ini mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari
cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai karbon propana (C3).
Radikal
fenoksi dari senyawa ini umumnya mengalami pengkopelan diposisi atom C8,
membentuk struktur dengan jembatan 8-8 (8-8 bridges).
Tidak
ada tata nama yang spesifik untuk senyawa turunan fenil propanoid karena
penomorannya tidak selalu dari rantai alifatiknya, yakni propane tetapi dapat
juga berdasarkan kerangka karboaromatiknya. Penomorannya dimulai berdasarkan
gugus fungsi yang mengikuti.
2)
Klasifikasi Senyawa fenil Propanoid
Beberapa klasifikasi jenis senyawa yang termasuk
fenil propanoid yaitu:
Ø Turunan
sinamat
Asam
sinamat memiliki rumus kimia C6H5CHCHCOOH atau C9H8O2, berwujud kristal putih,
sedikit larut dalam air, dan mempunyai titik leleh 133°C serta titik didih
300°C. Asam sinamat termasuk senyawa fenol yang dihasilkan dari lintasan asam
sikimat dan reaksi berikutnya. Bahan dasarnya adalah fenilalanin dan tirosin
sama seperti asam kafeat, asam p-kumarat, dan asam ferulat. Keempat senyawa
tersebut penting bukan karena terdapat melimpah dalam bentuk tak terikat
(bebas), melainkan karena mereka diubah menjadi beberapa turunan di samping
protein. Turunannya termasuk fitoaleksin, kumarin, lignin, dan berbagai
flavonoid seperti antosianin. Diklasifikasi sebagai asam karboksilat tak jenuh,
ia terjadi secara alami pada sejumlah tanaman. Senyawa ini secara bebas larut
dalam pelarut-pelarut organik. Ia berada baik sebagai isomer cis maupun trans,
meskipun kemudian lebih umum.
Asam sinamat turunannya:
Asam p-kumarat, Asam kafeat, Asam sinapat
Ø Turunan
kumarin
Kumarin
dan turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif. Keberadaan gugus metil di
posisi C4 atau C6 membuat inti kumarin lebih reaktif, dan dapat
mengakibatkan inti kumarin menjalani reaksi halogenasi serta kondensasi dengan
aldehida. C6 pada cincin aromatik dapat mengalami serangan elektrofilik,
misalnya sulfonasi atau reaksi asilasi Friedel-Craft. Sebuah substituen metil
pada inti kumarin bereaksi secara berbeda, tergantung pada posisi serangan.
Sebagai contoh, sebuah gugus metil yang terikat pada C6 atau C4 lebih
reaktif dari gugus metil di posisi C3 atau C5.
Turunannya yaitu: Umbeliferon,
Eskuletin,
Ø Turunan
alilfenol
Senyawa-senyawa
alilfenol dan propenilfenol adalah dua jenis senyawa fenilpropanoida yang
berkaitan satu sama lainnya. Senyawa-senyawa ini umumnya ditemukan bersama-sama
dalam minyak atsiri dari tumbuhan umbeliferae atau tumbuhan lain yang digunakan
sebagai rempah-rempah. Turunannya: Cavicol, Eugenol, Safrol, Miristisin
Ø Turunan
propenil Fenol
-
Anatol
-
Isoeugenol
-
Isoelemesin
-
Isomiristisin
3) Reaksi-reaksi pada Senyawa Fenil
Propanoid
Reaksi yang terjadi
pada fenil propanoid yaitu:
·
Reaksi esterifikasi
Reaksi
esterifikasi adalah reaksi perubahan dari suatu asam karboksilat atau turunan
karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester.
·
Reaksi pada ikatan rangkap alifatik asam
karboksilatnya
Asam
karboksilat yang mengandung gugus karbonil atau ikatan rangkap karbon-karbon
jika direaksikan dengan hidrogen disertai pemberian katalis akan mengalami
reduksi selektif, yaitu yang mengalami reduksi hanyalah gugus karbonil dan/atau
ikatan rangkap karbon-karbon saja.
·
Reduksi pada posisi gugus karboksil
dengan reduktor LiAlH
LiAlH
mereduksi asam karboksilat menjadi alkohol primer.
Reaksi-reaksi
pada kumarin
(1).
Reaksi reduksi kumarin dengan menggunakan LiAlH4 menghasilkan suatu alkohol
primer.
(2).
Reaksi adisi bromine menggunakan pelarut karbon tetraklorida.
(3).
Reaksi Diels-Alder yaitu reaksi antara senyawa karbonil tidak jenuh dengan
2,3-dimetil-1,3-butadiena yang merupakan diena terkonjugasi.
·
Reaksi Hidrolisis
Bila
eter didihkan dalam air yang mengandung asam terjadi hidrolisis yang
menghasilkan alkohol. Hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam
karboksilat dan alkohol sedangkan dalam suasana basa menghasilkan garam
karboksilat dan alkohol.
4) Biosintesis Senyawa Fenil Propanoid
Biosintesa
senyawa fenilpropanoida yang dari jalur shikimat pertama kali ditemukan dalam
mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan ragi. Sedangkan asam shikimat
pertama kali ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lillicium religiosum dan
kemudian ditemukan dalam banyak tumbuhan. Pokok reaksi biosintesa dari jalur
shikimat adalah sebagai berikut: Pembentukan asam shikimat diawali dengan
kondensasi aldol antara eritrosa dan asam fosfoenol piruvat. Pada kondensasi
ini, gugus metilen (C=CH2) dari asam fosfoenolpiruvat berlaku sebagai nukleofil
dan mengadisi gugus karbonil C=O eritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit atom
karbon. Selanjutnya reaksi yang analog (intramolekuler) menghasilkan asam 5
dehidrokuinat yang mempunyai lingkar sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi
asam shikimat.
Asam
sikimat melalui serangkaian reaksi terfosforilasi, menghasilkan asam korismat
yang merupakan titik percabangan yang penting dalam biosintesis. Satu cabang
menghasilkan asam anthranilat dan kemudian menjadi triptofan. Sedangkan cabang
yang lain menimbulkan asam prefenat, senyawa non aromatis terakhir dalam
rangkaian tersebut. Asam prefenat terbentuk oleh adisi asam fosfoenolpiruvat
terhadap asam shikimat. Asam prevenat dapat diaromatisasi dengan dua cara.
Pertama diproses dengan dehidrasi dan dekarboksilasi simultan sehingga
menghasilkan asam fenilpiruvat, yang bisa menghasilkan fenilalanin.Yang kedua
muncul dengan dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroski
fenilpiruvat, asal mula tirosin.
5)
Manfaat Senyawa Fenil Propanoif
Adapun beberapa manfaat
dari senyawa fenil propanoid yaitu sebagai berikut:
Tiga contoh senyawa
fenil propanoid yaitu sinamaldehida, eugenol dan apiel berperan penting dalam
memberi ciri bau-rasa dan bau khas berbagai jamu dan rempah-rempah yang berharga.
Sinamaldehida yang
terkandung pada kayu manis bermanfaat untuk menurunkan resiko stroke dan
aterosklerosis.
-
Asam sinamat bisa berfungsi untuk
melindungi kulit dari sinar matahari karena senyawa ini dapat berpotensi
sebagai bahan kosmetik.
-
Lignan (gabungan antara dua fenil
propanoid melalui rantai samping alifatiknya) pada manusia digunakan secara
niaga sebagai antioksidan dalam makanan dengan berhasil baik, walaupun
terbatas. Sedangkan untuk tumbuhan lignan memberikan sumbangan pada penguatan
dinding sel. Dalam beberapa jenis tumbuhan paku yang mengandung senyawa fenil
propanoid bisa digunakan sebagai obat kanker.
-
Tanin (salah satu jenis senyawa fenil
propanoid yang terkandung dalam tumbuhan) bagi manusia berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan tumor, sedangkan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri
ialah sebagai pertahanan yaitu untuk mengusir hewan pemangsa tumbuhan.
-
Eugenol dan senyawa turunannya memiliki
berbagai manfaat dalam bidang industri, seperti industri farmasi, kosmetik,
makanan, minuman, rokok, pestisida nabati, perikanan, pertambangan, kemasan
aktif dan industri kimia lainnya.
-
Kumarin bermanfaat sebagai antioksidan
alami.
PERMASALAHAN :
1) Mengapa
pada senyawa kumarin dan turunannya gugus metil yang terikat pada C6 atau
C4 lebih reaktif dari gugus metil di posisi C3 atau C5 ?
2) Salah satu reaksi
pada senyawa fenilpropanoid adalah Reaksi pada ikatan rangkap alifatik asam
karboksilatnya. Mengapa ketika asam karboksilat direaksikan dengan hidrogen
yang disertai dengan pemberian katalis yang mengalami reduksi hanyalah gugus
karbonil dan/atau ikatan rangkap karbon-karbon saja ?
3) Jelaskan mengapa asam
sinamat bisa berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar matahari ?
4) Bagaimana kerja
Tanin dalam proses menghambat pertumbuhan tumor ?
BaiklBa saya akan menjawab permasalahan no 1
ReplyDeleteKarena keberadaan gugus metilmem di posisi pada atom c4 dan c6 leble
Saya akan menjawab soal no 4
ReplyDeleteTanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang terdapat dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua (dikotil). Monomer tannin adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak tanin terdiri dari campuran senyawa polifenol yang sangat kompleks dan biasanya tergabung dengan karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus fenol, maka tannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi, berguna untuk bahan perekat termosetting yang tahan air dan panas. Tanin diharapkan mampu mensubsitusi gugus fenol dari resin fenol formaldehid guna mengurangi pemakaian fenol sebagai sumberdaya alam tak terbarukan.
Tanin merupakan metabolit sekunder tanaman yang bersifat astrigen dengan rasa khas yang sepat. Secara umum tannin terbagi atas tannin (proanthocyanidins) hidrolisis dan tannin kondensasi. Tannin hidrolisis diprekursor oleh asam dehydroshikimic sedangkan tannin kondensasi disintesis dari prekursor flavonoid. Tingginya kandungan tannin dari kalus yang dihasilkan secara in vitro dapat dipahami karena produksi metabolit sekunder pada kalus in vitro dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya komposisi media yang digunakan dan zat pengatur tumbuh yang diaplikasikan.
Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah depsida galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat.
No 3
ReplyDeletekarena efek kandungan asam sinamat dari Aloe vera
yang kecil dapat tertutupi oleh adanya penambahan senyawa sintetis, sehingga nilai
SPF yang ada bukanlah dari Aloe vera tetapi dari senyawa sintetis tersebut.
Di pasaran sudah banyak beredar sediaan tabir matahari dengan nilai SPF 15
atau lebih yang ditujukan untuk kubt sensitif dan cocok untuk iklim tropis Indonesia, dimana dalam sediaan tersebut mengandung bahan tabir matahari (sunscreens agents)
sintetis serta bahan dari alam yang cuma sebagai bahan altematif saja.
Terimakasihhh :)
No. 4
ReplyDeleteTanin sebagai antibakteri
tanin diduga berperan sebagai antibakteri karena memiliki kemampuanmembentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen, jika terbentuk ikatanhidrogen antara tanin dengan protein kemungkinan protein akan terdenaturasi sehinggametabolisme bakteri menjadi terganggu (Makkar, 1991). Tanin merupakan
growth inhibitor
sehingga banyak mikroorganisme yang dapat dihambat pertumbuhannya oleh tanin. Buah- buahan yang telah matang umumnya lebih peka terhadap serangan mikroba daripada yang masihmuda, hal ini kemungkinan disebabkan menurunnya kandungan tanin dalam buah tersebut.Enzim yang dikeluarkan oleh mikroba adalah protein dan protein akan mengendap oleh taninsehingga enzim tersebut tidak akan aktif (Winarno, 1981).
nama saya dolla mulyana harnas dengan nim a1c116080 akan mencoba menjawab nomor 2 dikarenakan ) gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugushidroksil* antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereakti"ankimia yangunik dan untuk asam karboksilat
ReplyDeleteTanin merupakan metabolit sekunder tanaman yang bersifat astrigen dengan rasa khas yang sepat. Secara umum tannin terbagi atas tannin (proanthocyanidins) hidrolisis dan tannin kondensasi. Tannin hidrolisis diprekursor oleh asam dehydroshikimic sedangkan tannin kondensasi disintesis dari prekursor flavonoid. Tingginya kandungan tannin dari kalus yang dihasilkan secara in vitro dapat dipahami karena produksi metabolit sekunder pada kalus in vitro dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya komposisi media yang digunakan dan zat pengatur tumbuh yang diaplikasikan.
ReplyDeleteTanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah depsida galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat.