Skip to main content

Proses Pembentukan Lemak di dalam Tubuh


    “ Proses Pembentukan Lemak di dalam Tubuh ”


Tahukah teman-teman bahwasanya obesitas terjadi karena adanya ketidak seimbangan yang berkepanjangan antara tingkat energi yang masuk dan yang digunakan?
Nah, kelebihan energi yang diterima tubuh tersebut biasanya disimpan sebagai lemak tubuh, terutama dalam bentuk jaringan adiposa yang pada akhirnya meningkatkan bobot badan (Speakman et al. 2008). Kelainan lain pada obesitas biasanya dapat disertai disfungsi lipid darah seperti hiperkolesterolemia, kolesterol LDL dan trigliserida meningkat, serta kolesterol HDL menurun. Perubahan kimia darah ini merupakan bagian dari kumpulan gejala gangguan metabolisme atau sindroma metabolik (Wagner et al. 2006).
Namun, apakah teman-teman tahu ternyata lemak dan lipid itu berbeda lho.. Bedanya adalah Lipid merupakan kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang larut dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lain-lain. Fungsi biologis utama lipid termasuk menyimpan energi, pensinyalan, dan bertindak sebagai komponen pembangun membran sel. Lipid memiliki aplikasi dalam industri kosmetik dan makanan serta dalam nanoteknologi. Lipid juga dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul kecil hidrofobik atau amfifilik; sifat amfifilik beberapa lipid memungkinkan mereka untuk membentuk struktur seperti vesikel, liposom multilamelar/unilamelar, atau membran dalam lingkungan akuatik. Lipid biologis berasal, seluruhnya atau sebagian, dari dua jenis subunit biokimia atau “blok-pembangun” yang berbeda yaitu: gugus ketoasil dan isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi menjadi delapan kategori: asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, spingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subunit ketoasil); dan lipid sterol serta lipid prenol (berasal dari kondensasi subunit isoprena). Sementara Lemak (fat)  merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk lemak, lemak adalah subkelompok lipid yang disebut trigliserida. Lipid juga mencakup molekul seperti asam lemak dan turunannya (termasuk tri-, di-, monogliserida, dan fosfolipid), serta metabolit lainnya yang mengandung sterol seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia lainnya menggunakan berbagai jalur biosintesis untuk memecah dan mensintesis lipid, beberapa lipid esensial tidak dapat dibuat dengan cara ini dan harus diperoleh dari makanan.
Kalau tadi kita sudah membahas tentang perbedaan lemak dan lipid, sekarang kita akan membahas tentang proses pembentukan lemak didalam tubuh dan bagaimana lemak tersebut dapat di bentuk.
Proses Pembentukan Lemak
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Guyton, 2007). Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam darah. Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan protein spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein. Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), lowdensity lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan 15 cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen (Adam, 2009).
a. Jalur eksogen 
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolestrol. Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedangkan kolestrol, sebagai kolestrol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolestrol mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester. Keduanya bersama fosfolipid dan 16 apolipoprotein akan membentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel, sehingga terbentuk asam lemak bebas (free fatty acid) dan kilomikron remnant (Adam, 2009).
Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigiserid hati. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lemak, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (Adam, 2009). Kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat 17 diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah (Adam, 2009).
b. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi IDL(Intermediate Density Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL.LDL akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami katabolisme.LDL ini bertugas menghantar kolesterol kedalam tubuh. HDL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL kepada VLDL dan IDL sehingga dengan demikian terjadi kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer menuju hati.Aktifitas ini mungkin berperan sebagai sifat antiterogenik (Adam, 2009).
c. Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolestrol yang mengandung apolipoprotein (apo) A, C, E dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolestrol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolestrol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbetuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolestrol di bagian dalam makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate binding cassette transporter 1 atau ABC 1. Setelah mengambil kolestrol bebas dari sel makrofag, kolestrol bebas akan diesterifikasi menjadi kolestrol ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolestrol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type I dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah kolestrol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholestrol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai penyerap kolestrol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolestrol kembali ke hati (Adam, 2009).
Permasalahan : 
1) Banyak mahasiswa yang menyukai gorengan, dan memilih mengkonsumsinya disela sela kesibukan kuliah mereka. Disamping karena harganya murah dan juga mengenyangkan, gorengan memiliki rasa yang renyah gurih dan membuat kepuasan terendiri ketika memakannya. Apalagi dikalangan para pencinta gorengan. Namun, tahukah kalian bahwa banyak para penjual gorengan menggoreng gorengannya dengan menggunakan minyak yang selalu di pakainya berulang kali. Hal itu tentu saja tidak baik bagi kesehatan. Lantas apakah kejadian tersebut ada hubungannya dengan pembentukan lemak didalam tubuh? Jelaskan!
2) Didalam tubuh manusia manakah diantara lipd dan lemak yang dapat disintesis oleh tubuh? Dan bagaimana proses sintesis itu terjadi?
3) Mengapa lemak dapat menumpuk di bagian tubuh tertentu? Jelaskan

Comments

  1. jika minyak goreng yang digunakan secara berulang-ulang,maka akan menimbulkan
    Radikal Bebas

    Tahukah kamu kalau minyak goreng baru itu tersusun dari enam asam lemak tidak jenuh? Nah, seiring berjalannya waktu, minyak goreng yang sering dipakai akan kehilangan susunan asam lemak tidak jenuhnya. Lama kelamaan, asam lemak tidak jenuh yang terus dipanaskan ini malah bisa berubah menjadi lemak jenuh atau radikal bebas yang berbahaya bagi kesehatan.

    2. Pemicu Sakit Tenggorokan

    Pernahkah kamu langsung radang tenggorokan setelah mengonsumsi gorengan yang biasa dijual di kaki lima? Saya pribadi sering sekali mengalami hal ini. Tidak heran lagi karena umumnya minyak goreng yang dipakai pedagang gorengan ini adalah minyak jelantah. Nah, minyak yang dipakai berulang-ulang dalam suhu panas ini bisa membentuk kandungan akrolein yang menyebabkan rasa gatal di tenggorokan.
    Mengapa Minyak Goreng Tidak Boleh Dipakai Berulang

    (Image: Shutterstock)

    Penulis: Rosalia | Editor: Ria

    Memang rasanya sayang kalau minyak goreng baru dipakai sekali tapi sudah harus dibuang. Apalagi kalau minyak masih terlihat bening dan tidak banyak kotorannya. Sebenarnya menggunakan minyak bekas boleh-boleh saja. Tetapi, dengan aturan jika minyak goreng yang dipakai hanya boleh sebanyak dua-tiga kali. Biasanya, minyak goreng yang sudah dipakai lebih dari dua kali atau lebih (minyak jelantah) pun akan terlihat lebih kusam warnanya. Terus, kenapa sih minyak goreng tidak boleh dipakai berulang? Simak paparannya di bawah ini.

    1. Radikal Bebas

    Tahukah kamu kalau minyak goreng baru itu tersusun dari enam asam lemak tidak jenuh? Nah, seiring berjalannya waktu, minyak goreng yang sering dipakai akan kehilangan susunan asam lemak tidak jenuhnya. Lama kelamaan, asam lemak tidak jenuh yang terus dipanaskan ini malah bisa berubah menjadi lemak jenuh atau radikal bebas yang berbahaya bagi kesehatan.

    2. Pemicu Sakit Tenggorokan

    Pernahkah kamu langsung radang tenggorokan setelah mengonsumsi gorengan yang biasa dijual di kaki lima? Saya pribadi sering sekali mengalami hal ini. Tidak heran lagi karena umumnya minyak goreng yang dipakai pedagang gorengan ini adalah minyak jelantah. Nah, minyak yang dipakai berulang-ulang dalam suhu panas ini bisa membentuk kandungan akrolein yang menyebabkan rasa gatal di tenggorokan.

    3. Pemicu Kolesterol

    Minyak yang digoreng berkali-kali dalam penggorengan akan menghasilkan sisa-sisa atau serbuk penggorengan. Nah, serbuk-serbuk inilah yang bisa menjadi pemicu kolesterol tinggi dalam tubuh.

    4. Menyumbat Pembuluh Darah

    Lemak jenuh yang dihasilkan dari minyak jelantah ini bisa berujung sebagai pemicu berbagai penyakit dalam tubuh karena menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah ini nantinya malah akan menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya bagi tubuh seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.

    ReplyDelete
  2. baik saya akan menjawab permasalahan no 1
    asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap.+sam lemak $enuh disebut $uga asam lemak nonesensial artinya asam lemak yang dapatdisintesis sendiri oleh tubuh. %iasanya asam lemak ini berbentuk padat. Contohnya adalah asamstearat dan asam palmitat (lemak pada he&an). asam lemak $enuh paling banyak ditemukan padasusu sapi. Proses Pencernaan.
    Lemak teremulsi men$adi cair dalam usus halus. Lemak cair ini diabsorbsimelalui dinding usus halus.

    ReplyDelete
  3. baiklah saya akan menjawab permasalahan no 3:
    adalah hormon tubuh kita sendiri. Khususnya, hormon seksual kita: Testosterone pada pria dan estrogen pada wanita. kedua hormon ini adalah alasan mengapa di saat berat badan kita naik, lemak menonjol di tempat yang berbeda-beda. Secara biologis, tubuh wanita menimbun lemak pada paha dan bokong, sedangkan pria di bagian perut (ini juga menjadi alasan mengapa pria cenderung lebih berisiko mengalami masalah jantung).

    ReplyDelete
  4. No 3
    Kenapa lemak cenderung banyak menumpuk di tiga bagian itu sementara daerah tubuh yang lain terbilang normal? Dipaparkan ahli gizi Prof. Dr. Hardinsyah, MS, secara anatomi tubuh manusia, perut, paha dan lengan atas memang bagian yang paling sensitif dengan terjadinya penumpukan lemak.

    Dalam jumlah normal, lemak di perut sebenarnya berfungsi sebagai bantalan pelindung organ dalam tubuh yang penting seperti jantung, liver, ginjal dan usus. Bahkan menurut penelitian di Loyola University Chicago, lemak perut kemungkinan bermanfaat mengatur sistem kekebalan tubuh. Begitu juga dengan lemak pada paha, lengan maupun bokong.


    "Penumpukan utama lemak memang di bagian itu, dalam rangka memberikan perlindungan. Secara anatomi dan fisiologis itu memang bagian-bagian yang rentan dan lebih peka untuk menyimpan (lemak), terang pria yang akrab disapa Hardin ini, saat berbincang dengan wolipop di Indofood Tower, Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2012).

    Ia mencontohkan, "Lemak di bokong misalnya, fungsinya untuk bantalan saat duduk. Bayangin kalau nggak punya bokong, hanya tulang. Pasti sakit kalau duduk. Cuma kalau kebanyakan bantalannya juga nggak baik,"

    Ketika ada kelebihan lemak, tubuh pun terpaksa menampungnya di bagian tersebut sehingga mengakibatkan kulit terlihat menggelambir. Kelebihan lemak sendiri terjadi ketika seseorang terlalu banyak mengonsumsi energi dari yang seharusnya dia butuhkan. Energi ini bisa berasal dari lemak, karbohidrat dan dalam kondisi tertentu, energi juga bisa dari protein.

    "Karena terjadi ketidakseimbangan antara input dan output (jumlah energi yang masuk ke tubuh lebih besar dari yang dikeluarkan lewat aktivitas), keseimbangannya jadi positif (berlebih). Lama-lama lemak tadi menumpuk," ujar guru besar di Departemen Gizi Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

    ReplyDelete
  5. Dalam jumlah normal, lemak di perut sebenarnya berfungsi sebagai bantalan pelindung organ dalam tubuh yang penting seperti jantung, liver, ginjal dan usus. Bahkan menurut penelitian di Loyola University Chicago, lemak perut kemungkinan bermanfaat mengatur sistem kekebalan tubuh. Begitu juga dengan lemak pada paha, lengan maupun bokong.

    ReplyDelete
  6. nama saya dolla mulyana harnas dengan nim a1c116080 akan mencoba menjawab nomor 2 sam lemak omega-9 dapat disintesis di dalam tubuh, sehingga tidak terlalu dikhawatirkan tubuh akan mengalami defisiensi (kekurangan) asam lemak omega-9 ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Senyawa Terpenoid

“ Terpenoid ” Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang Terpenoid. Nah apa itu terpenoid? Dari mana ia berasal dan bagaimana struktur nya? Untuk lebih jelasnya, mari kita sama-sama membaca dan mencermati artikel ini. 1. Asal Usul Tumbuhan tropis diyakini memiliki kemampuan merekayasa beranekaragam senyawa kimia yang mempunyai berbagai bioaktivitas tertentu. Kemampuan tersebut salah satunya akibat mekanisme pertahanan diri terhadap ancaman lingkungan, baik faktor iklim maupun gangguan herbivora, serangga dan hama penyakit. Untuk itu, tumbuhan tropis dapat menghasilkan senyawa-senyawa kimia alami yang bersifat pestisida, insektida, antifungi dan sitotoksik. Tumbuhan berkhasiat secara tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat ketika penyembuhan secara medis susah dijangkau secara ekonomi ataupun pengobatan secara medis tidak lagi memberikan harapan penyembuhan. Untuk itu, pemanfaatan tumbuhan berkhasiat dalam penyembuhan penyakit sangat potensial dan p

Fenil Propanoid

Fenil Propanoid Sebelumnya kita sudah pernah membahas tentang senyawa alkaloid, steroid, flavonoid dan lainnya. Nah di postingan kali ini kita akan membahas tentang senyawa Fenil Propanoid. Langsung saja untuk lebih jelasnya, mari simak pembahasan berikut. Perintis senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan asam p-hidroksinamat, yang juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam tumbuhan, senyawa ini dibuat dari asam aromatis amino fenilalanin dan tirosin, secara bergantian, dan tersintesis melalui jalur asam sikimat. Seperti yang terlihat dari namanya, kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strurkturnya adalah cincin fenil yang terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenil propanoid di alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik. Beberapa senyawa dianggap sebagai penyingkatan fenil propanoid baik tanpa rantai samping seperti katekol at

Senyawa Steroid

Steroid   Pernahkah teman-teman mendengar tentang Steroid? Nah, Steroid merupakan senyawa penting dalam pengobatan. Keberadaannya sebagai salah satu diantara golongan senyawa metabolit sekunder diharapkan menjadi konstituen kimia yang memberi nilai pengobatan pada suatu tumbuhan. 1) Asal Usul Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat dialam berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu. tahap- tahap awal dari biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol dan sikloartenol. Percobaan dengan jaringan hati hewan, emnggunakan 2,3 epoksiskualen yang diberi tanda dengan isotop 180 menunjukkan bahwa isotop 180 itu digunakan untuk pe